Kelas dan status social seseorang dapat mepengaruhi pembentukan kepribadian, gaya hidup, dan pola perilaku seseorang. Hal ini juga berpengaruh kepada pembelian barang/jasa yang dilakukan oleh seorang konsumen berdasarkan status sosialnya.
Gaya hidup masing-masing orang akan berbeda berdasarkan kelas dan status sosialnya. Seorang yang memiliki status social yang tinggi cenderung melakukan pembelian barang/jasa yang tinggi pula. Misalnya saja, untuk seorang sosialita, membeli tas seharga ratusan juta merupakan sesuatu yang wajib dan harus dimiliki. Hal ini semata-mata karena ia hanya menginginkan barang tersebut sebagai kepuasan akan memiliki barang tersebut yang akan menaikkan/mempertahankan status sosialnya, bukan untuk sebuah kebutuhan yang harus ia penuhi. Padahal, untuk kalangan menengah atau kalangan bawah, harga ratusan juta hanya untuk sebuah tas merupakan hal yang tidak masuk akal, dan juga sebagai suatu pemborosan uang.
Berbeda halnya dengan seorang yang memiliki kelas dan status social yang tinggi, seseorang yang status nya menengah mungkin pernah berpikiran untuk memiliki barang-barang mewah. Mereka dapat memiliki barang-barang tersebut sesekali, jika mereka memiliki pendapatan lebih dan tidak setiap kali seperti yang dilakukan kalangan atas. Sedangkan untuk kalangan kelas bawah, cenderung melakukan pembelian dengan harga yang terbatas. Karena pendapatan minim yang mereka miliki, mereka rata-rata membeli barang kebutuhan dengan harga yang murah. Tidak memperhatikan model ataupun merk dari barang tersebut, yang penting mereka memiliki barang tersebut untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Selain dari segi pendapatan, perbedaan juga dapat ditemui di ketiga kalangan tersebut berdasarkan perilaku masing-masing kelas. Kelas atas rata-rata memiliki sikap angkuh dan membatasi diri dalam pergaulan, biasanya mereka hanya akan bergaul dengan seseorang yang memiliki kelas yang sama dengan mereka. Hal ini karena mereka merasa memiliki uang yang bisa mengendalikan segalanya. Sedangakan kalangan menengah dan bawah, memandang bahwa kalangan kelas atas melakukan pemborosan terhadap uang, dan tidak menghargai uang bagi mereka yang membtuhkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar