Minggu, 23 Desember 2012

POLA PERILAKU KONSUMSI MASYARAKAT INDONESIA


Sikap seorang individu mempengaruhi pola pmbelian barang/jasa terhadap barang yang akan dikonsumsi nya. Hal ini berdasarkan beberapa faktor yang membedakan, diantaranya faktor budaya, social dan psikologis.

Dari segi faktor budaya, kiat bisa mengambil contoh tentang kebudayaan pola piker masyarakat Indonesia dalam mengkonsumsi barang/jasa. Orang-orang Indonesia selalu tertarik akan hal-hal baru. Banyak masyarakat Indonesia yang sering menghabiskan uang mereka untuk berbelanja barang-barang yang sebenarnya sudah mereka miliki akan tetapi mereka membelinya lagi karena berbeda merek atau model. Selain itu, jika ada gadget terbaru, tidak jarang masyarakat Indonesia langsung “menyerbunya” padahal sebenarnya gadget tersebut masih memiliki fungsi yang sama, bahkan fitur yang sama. Dan juga, masyarakat Indonesia sepertinya lebih menyukai produk-produk dari luar negeri dibandingkan produk dalam negeri. Berbeda halnya dengan orang-orang dengan ras kulit putih (bule). Kebanyakan warga kulit putih justru memiliki sikap yang berbanding terbalik dengan masyarakat Indonesia. Mereka, dalam menggunakan produk, jarang dari mereka yang sering begonta-ganti produk sebelum produk tersebut rusak. Mereka lebih mementingkan bagaimana cara menghasilkan produk yang berkualitas untuk dikonsumsi sendiri bahkan untuk di ekspor, dibandingkan dengan membeli produk luar untuk dikonsumsi. Hal ini sangat berbanding terbalik dengan kebiasaan masyarakat Indonesia yang sering berbelanja bahkan tidak sedikit orang yang berbelanja ke luar negeri, padahal di produk tersebut dapat dibeli di Negara nya sendiri.

PENGARUH INDIVIDU


PENGARUH INDIVIDU
Pengaruh Individu adalah tenaga pendorong dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak . tenaga pendorong tersebut dihasilkan oleh keadaan tertekan, yang timbul sebagai akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi. Individu secara sadar maupun tanpa sadar berjuang mengurangi melalui prilaku yang mereka harapankan akan memenuhi kebutuhan mereka dan demikian akan membebaskan mereka dari tekanan yang mereka rasakan.
Setiap individu yang satu dengan individu yang lain dalam mengkonsumsi suatu barang dan jasa pasti berbeda. Tetapi adakalanya seorang individu dalam mengkonsumsi suatu barang atau jasa dipengaruhi oleh individu lain sehingga individu tersebut mengikuti individu yang mempengruhinya. Konsumen adalah individu yang mempunyai warna tersendiri tiap-tiap individunya, sebagai pemasar kita perlu memahami konsep pemikiran mereka dengan mereka faktor yang mempengaruhi konsumen, seperti faktor  :

Faktor-faktor kebudayaan
Faktor-faktor kebudayaan berpengaruh luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen. Kita akan membahas peranan yang dimainkan oleh kebudayaan, sub budaya, dan kelas sosial pembeli. Budaya memegang peranan yang sangat penting di dalam perilaku konsumen.apabila kebudayaan sudah sangat melekat di dalam diri konsumen,tidak akan dapat dengan mudah pengaruh kebudayan-kebudayaan asing yang datang dari luar bisa masuk begitu saja.
Contohnya saja seorang konsumen yang sudah sangat cinta dengan kebudayaan bangsanya,sehingga ia selalu menggunakan prodak dalam negeri dan tidak mau menggunakan prodak luar.memang tidak semua konsumen seperti itu,masih terdapat konsumen-konsumen yang tidak mempunyai jiwa kebudayaan yang melekat utuh didalam dirinya,sehingga ia masih dengan mudah terpengaruh oleh kebudayaan asing,dan menggunakan produk-produk dari luar.
Setiap kebudayaan masing-masing terdiri dari sub-budaya sub-budaya yang lebih kecil lagi,yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih jelas untuk para anggotanya

Kebudayaan
Adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Jika makhluk yang lebih rendah perilakunya sebagian besar diatur oleh naluri, maka perilaku manusia sebagian besar adalah dipelajari.
Anak yang dibesarkan dalam sebuah masyarakat mempelajari seperangkat nilai dasar, persepsi, preferensi, dan perilaku melalui sebuah proses sosialisasi yang melibatkan keluarga dan berbagai lembaga penting lainnya. Karena itu, seseorang anak yang dibesarkan dalam kebudayaan tertentu akan mempunyai nilai-nilai kebudayaan tertentu pula (seperti nilai prestasi dan keberhasilan, aktivitas, efisiensi, dan kepraktisan, kemajuan, kenyataan, kenyamanan material, individualisme, kebebasan, kenikmatan eksternal, kemanusiaan dan sikap serta jiwa muda).

Sub Budaya

Setiap budaya mempunyai kelompok-kelompok sub budaya yang lebih kecil yang merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk perilaku anggotanya.
Pada umumnya konsumen sering meminta pendapat dari orang sekitas dan lingkungannya tentang produk apa yang harus dibeli. Karena itulah lingkungan sosial memberikan pengaruh terhadap prilaku konsumen. Faktor Sosial terdiri dari 3 bagian, yaitu : kelompok acuan, keluarga, dan peran. Kelompok acuan adalah semua kelompok yang memilki pengaruh langsung terhadap sikap / prilaku seseorang. Dengan pendapat yang diperoleh dari suatu kelompok maka konsumen dapat membuat keputusan konsumsi. Keluarga sebagai organisasi pembelian konsumen yang paling penting juga berpengaruh secara langsung terhadap keputusan seseorang dalam membeli barang sehari-hari. Sedangkan peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan seseorang. Suatu produk atau merk dapat menggambarkan peran dan status pamakainya.
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta peranan dan status sosial konsumen. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung. Definisi kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama.

Kelas Sosial
Sebenarnya, semua masyarakat manusia menampilkan lapisan-lapisan sosial. Lapisan-lapisan sosial ini kadang-kadang berupa sebuah sistem kasta dimana para anggota kasta yang berbeda memikul peranan tertentu dan mereka tak dapat mengubah keanggotaan kastanya. Malah lebih sering  lapisan sosial itu berbentuk kelas sosial. Kelas sosial adalah sebentuk kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang dan para anggota dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat dan tingkah laku sama.

Faktor-Faktor Sosial
Perilaku seorang konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok referensi keluarga, status, dan peranan sosial.

Kelompok Referensi
Perilaku seseorang amat dipengaruhi oleh berbagai kelompok-kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.

Keluarga
Keluarga dapat pempengaruhi perilaku Konsumen . Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan pembelian keluarga, tergantung pada produk, iklan dan situasi.
Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.
Para anggota keluarga dapat mempengaruhi dengan kuat terhadap perilaku membeli. Kita dapat membedakan dua maaca keluarga dalam kehidupan pembeli. Pertama, keluarga sebagai sumber orientasi yang terdiri dari orangtua. Kedua, keluarga sebagai sumber keturunan, disani adanya hubungan yang saling mempengaruhi (suami-istri dan anak).

Peranan dan Status
Sepanjang kehidupan, seseorang terlibat dalam beberapa kelompok, yaitu : keluarga, klub dan organisasi. Kedudukan seseorang dalam  setiap kelompok dapat diartikan sebagai Peranan dan Status.

Faktor Pribadi
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahapan daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang- orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya.
Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.
Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk. Situasi ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang mudah dijadikan uang)

Faktor Psikologis
Pilihan seseorang membeli juga dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama, yaitu : motivasi, persepsi belajar, kepercayaan dan sikap.

Motivasi
Motivasi adalah dorongan. Asumsi bahwa keadaan terdorong/munculnya dorongan pada organisme dipicu oleh mekanisme – mekanisme hemeostatik dalam tubuhnya. Dan sebagaimana yang akan kita lihat, dorongan memiliki kaitan yang erat dengan kebutuhan – kebutuhan organisme. Jika organisme mengalami keadaan kekurangan fisiologis/mengalami kebutuhan – kebutuhan, dorongan – dorongan untuk mengembalikan keadaan fisiologis itu akan aktif pada organisme tersebut (Woodworh dan Schlosberg, 1954). Sungguhpun demikian, dalam keadaan tertentu dorongan bisa aktif terlepas dari kebutuhan.
Motivasi merupakan kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima.
Seperti yang diterangkan oleh teori Robert Maslow: Dimulai dengan kebutuhan-kebutuhan fisiologis (lapar, haus), disusul kebutuhan-kebutuhan keselamatan (perasaan aman, perlindungan), kemudian kebutuhan-kebutuhan sosial (perasaan menjadi anggota lingkungan dan dicintai), selanjutnya kebutuhan-kebutuhan untuk dihargai (harga diri, pengakuan, status) dan mengkerucut ke kebutuhan-kebutuhan pernyataan diri (pengembangan dan perwujudan diri).

Persepsi
Fenomena yang ditangkap oleh panca indera dan dimaknai oleh pikiran.

Belajar
Proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Sewaktu orang berbuat, mereka belajar. Belajar menggambarkan perubahan  dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman.

Kepercayaan dan Sikap
Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan sikap. Kepercayaan adalah gagasan deskriptif yang dianut oleh seseorang tentang sesuatu. Sebuah sikap,  menggambarkan penilaian kognitif yang baik maupun tidak baik, perasaan-perasaan emosional dan kecenderungan berbuat yang bertahan selama waktu tertentu terhadap beberapa obyek atau gagasan.

SOURCE :
http://id.wikipedia..org/wiki/informasi#cite_ref-0 . American Heritage Dictionary: Information .
Saepudin, Encang. Perilaku  Pencarian Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi(Bagian 1). www.google.com .
Apr 3, 2010 | Jobs Categories: Faktor Utama yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen. www.google.com .
http://ferrynatanyahoocoid.wordpress.com/2011/12/29/tugas-softskill-ke-3-pengaruh-individu/

PENGARUH INDIVIDU


PENGARUH INDIVIDU
Pengaruh Individu adalah tenaga pendorong dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak . tenaga pendorong tersebut dihasilkan oleh keadaan tertekan, yang timbul sebagai akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi. Individu secara sadar maupun tanpa sadar berjuang mengurangi melalui prilaku yang mereka harapankan akan memenuhi kebutuhan mereka dan demikian akan membebaskan mereka dari tekanan yang mereka rasakan.
Setiap individu yang satu dengan individu yang lain dalam mengkonsumsi suatu barang dan jasa pasti berbeda. Tetapi adakalanya seorang individu dalam mengkonsumsi suatu barang atau jasa dipengaruhi oleh individu lain sehingga individu tersebut mengikuti individu yang mempengruhinya. Konsumen adalah individu yang mempunyai warna tersendiri tiap-tiap individunya, sebagai pemasar kita perlu memahami konsep pemikiran mereka dengan mereka faktor yang mempengaruhi konsumen, seperti faktor  :

Faktor-faktor kebudayaan
Faktor-faktor kebudayaan berpengaruh luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen. Kita akan membahas peranan yang dimainkan oleh kebudayaan, sub budaya, dan kelas sosial pembeli. Budaya memegang peranan yang sangat penting di dalam perilaku konsumen.apabila kebudayaan sudah sangat melekat di dalam diri konsumen,tidak akan dapat dengan mudah pengaruh kebudayan-kebudayaan asing yang datang dari luar bisa masuk begitu saja.
Contohnya saja seorang konsumen yang sudah sangat cinta dengan kebudayaan bangsanya,sehingga ia selalu menggunakan prodak dalam negeri dan tidak mau menggunakan prodak luar.memang tidak semua konsumen seperti itu,masih terdapat konsumen-konsumen yang tidak mempunyai jiwa kebudayaan yang melekat utuh didalam dirinya,sehingga ia masih dengan mudah terpengaruh oleh kebudayaan asing,dan menggunakan produk-produk dari luar.
Setiap kebudayaan masing-masing terdiri dari sub-budaya sub-budaya yang lebih kecil lagi,yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih jelas untuk para anggotanya

Kebudayaan
Adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Jika makhluk yang lebih rendah perilakunya sebagian besar diatur oleh naluri, maka perilaku manusia sebagian besar adalah dipelajari.
Anak yang dibesarkan dalam sebuah masyarakat mempelajari seperangkat nilai dasar, persepsi, preferensi, dan perilaku melalui sebuah proses sosialisasi yang melibatkan keluarga dan berbagai lembaga penting lainnya. Karena itu, seseorang anak yang dibesarkan dalam kebudayaan tertentu akan mempunyai nilai-nilai kebudayaan tertentu pula (seperti nilai prestasi dan keberhasilan, aktivitas, efisiensi, dan kepraktisan, kemajuan, kenyataan, kenyamanan material, individualisme, kebebasan, kenikmatan eksternal, kemanusiaan dan sikap serta jiwa muda).

Sub Budaya

Setiap budaya mempunyai kelompok-kelompok sub budaya yang lebih kecil yang merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk perilaku anggotanya.
Pada umumnya konsumen sering meminta pendapat dari orang sekitas dan lingkungannya tentang produk apa yang harus dibeli. Karena itulah lingkungan sosial memberikan pengaruh terhadap prilaku konsumen. Faktor Sosial terdiri dari 3 bagian, yaitu : kelompok acuan, keluarga, dan peran. Kelompok acuan adalah semua kelompok yang memilki pengaruh langsung terhadap sikap / prilaku seseorang. Dengan pendapat yang diperoleh dari suatu kelompok maka konsumen dapat membuat keputusan konsumsi. Keluarga sebagai organisasi pembelian konsumen yang paling penting juga berpengaruh secara langsung terhadap keputusan seseorang dalam membeli barang sehari-hari. Sedangkan peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan seseorang. Suatu produk atau merk dapat menggambarkan peran dan status pamakainya.
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta peranan dan status sosial konsumen. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung. Definisi kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama.

Kelas Sosial
Sebenarnya, semua masyarakat manusia menampilkan lapisan-lapisan sosial. Lapisan-lapisan sosial ini kadang-kadang berupa sebuah sistem kasta dimana para anggota kasta yang berbeda memikul peranan tertentu dan mereka tak dapat mengubah keanggotaan kastanya. Malah lebih sering  lapisan sosial itu berbentuk kelas sosial. Kelas sosial adalah sebentuk kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang dan para anggota dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat dan tingkah laku sama.

Faktor-Faktor Sosial
Perilaku seorang konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok referensi keluarga, status, dan peranan sosial.

Kelompok Referensi
Perilaku seseorang amat dipengaruhi oleh berbagai kelompok-kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.

Keluarga
Keluarga dapat pempengaruhi perilaku Konsumen . Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan pembelian keluarga, tergantung pada produk, iklan dan situasi.
Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.
Para anggota keluarga dapat mempengaruhi dengan kuat terhadap perilaku membeli. Kita dapat membedakan dua maaca keluarga dalam kehidupan pembeli. Pertama, keluarga sebagai sumber orientasi yang terdiri dari orangtua. Kedua, keluarga sebagai sumber keturunan, disani adanya hubungan yang saling mempengaruhi (suami-istri dan anak).

Peranan dan Status
Sepanjang kehidupan, seseorang terlibat dalam beberapa kelompok, yaitu : keluarga, klub dan organisasi. Kedudukan seseorang dalam  setiap kelompok dapat diartikan sebagai Peranan dan Status.

Faktor Pribadi
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahapan daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang- orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya.
Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.
Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk. Situasi ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang mudah dijadikan uang)

Faktor Psikologis
Pilihan seseorang membeli juga dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama, yaitu : motivasi, persepsi belajar, kepercayaan dan sikap.

Motivasi
Motivasi adalah dorongan. Asumsi bahwa keadaan terdorong/munculnya dorongan pada organisme dipicu oleh mekanisme – mekanisme hemeostatik dalam tubuhnya. Dan sebagaimana yang akan kita lihat, dorongan memiliki kaitan yang erat dengan kebutuhan – kebutuhan organisme. Jika organisme mengalami keadaan kekurangan fisiologis/mengalami kebutuhan – kebutuhan, dorongan – dorongan untuk mengembalikan keadaan fisiologis itu akan aktif pada organisme tersebut (Woodworh dan Schlosberg, 1954). Sungguhpun demikian, dalam keadaan tertentu dorongan bisa aktif terlepas dari kebutuhan.
Motivasi merupakan kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima.
Seperti yang diterangkan oleh teori Robert Maslow: Dimulai dengan kebutuhan-kebutuhan fisiologis (lapar, haus), disusul kebutuhan-kebutuhan keselamatan (perasaan aman, perlindungan), kemudian kebutuhan-kebutuhan sosial (perasaan menjadi anggota lingkungan dan dicintai), selanjutnya kebutuhan-kebutuhan untuk dihargai (harga diri, pengakuan, status) dan mengkerucut ke kebutuhan-kebutuhan pernyataan diri (pengembangan dan perwujudan diri).

Persepsi
Fenomena yang ditangkap oleh panca indera dan dimaknai oleh pikiran.

Belajar
Proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Sewaktu orang berbuat, mereka belajar. Belajar menggambarkan perubahan  dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman.

Kepercayaan dan Sikap
Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan sikap. Kepercayaan adalah gagasan deskriptif yang dianut oleh seseorang tentang sesuatu. Sebuah sikap,  menggambarkan penilaian kognitif yang baik maupun tidak baik, perasaan-perasaan emosional dan kecenderungan berbuat yang bertahan selama waktu tertentu terhadap beberapa obyek atau gagasan.

SOURCE :
http://id.wikipedia..org/wiki/informasi#cite_ref-0 . American Heritage Dictionary: Information .
Saepudin, Encang. Perilaku  Pencarian Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi(Bagian 1). www.google.com .
Apr 3, 2010 | Jobs Categories: Faktor Utama yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen. www.google.com .
http://ferrynatanyahoocoid.wordpress.com/2011/12/29/tugas-softskill-ke-3-pengaruh-individu/

PENGARUH INDIVIDU


PENGARUH INDIVIDU
Pengaruh Individu adalah tenaga pendorong dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak . tenaga pendorong tersebut dihasilkan oleh keadaan tertekan, yang timbul sebagai akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi. Individu secara sadar maupun tanpa sadar berjuang mengurangi melalui prilaku yang mereka harapankan akan memenuhi kebutuhan mereka dan demikian akan membebaskan mereka dari tekanan yang mereka rasakan.
Setiap individu yang satu dengan individu yang lain dalam mengkonsumsi suatu barang dan jasa pasti berbeda. Tetapi adakalanya seorang individu dalam mengkonsumsi suatu barang atau jasa dipengaruhi oleh individu lain sehingga individu tersebut mengikuti individu yang mempengruhinya. Konsumen adalah individu yang mempunyai warna tersendiri tiap-tiap individunya, sebagai pemasar kita perlu memahami konsep pemikiran mereka dengan mereka faktor yang mempengaruhi konsumen, seperti faktor  :

Faktor-faktor kebudayaan
Faktor-faktor kebudayaan berpengaruh luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen. Kita akan membahas peranan yang dimainkan oleh kebudayaan, sub budaya, dan kelas sosial pembeli. Budaya memegang peranan yang sangat penting di dalam perilaku konsumen.apabila kebudayaan sudah sangat melekat di dalam diri konsumen,tidak akan dapat dengan mudah pengaruh kebudayan-kebudayaan asing yang datang dari luar bisa masuk begitu saja.
Contohnya saja seorang konsumen yang sudah sangat cinta dengan kebudayaan bangsanya,sehingga ia selalu menggunakan prodak dalam negeri dan tidak mau menggunakan prodak luar.memang tidak semua konsumen seperti itu,masih terdapat konsumen-konsumen yang tidak mempunyai jiwa kebudayaan yang melekat utuh didalam dirinya,sehingga ia masih dengan mudah terpengaruh oleh kebudayaan asing,dan menggunakan produk-produk dari luar.
Setiap kebudayaan masing-masing terdiri dari sub-budaya sub-budaya yang lebih kecil lagi,yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih jelas untuk para anggotanya

Kebudayaan
Adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Jika makhluk yang lebih rendah perilakunya sebagian besar diatur oleh naluri, maka perilaku manusia sebagian besar adalah dipelajari.
Anak yang dibesarkan dalam sebuah masyarakat mempelajari seperangkat nilai dasar, persepsi, preferensi, dan perilaku melalui sebuah proses sosialisasi yang melibatkan keluarga dan berbagai lembaga penting lainnya. Karena itu, seseorang anak yang dibesarkan dalam kebudayaan tertentu akan mempunyai nilai-nilai kebudayaan tertentu pula (seperti nilai prestasi dan keberhasilan, aktivitas, efisiensi, dan kepraktisan, kemajuan, kenyataan, kenyamanan material, individualisme, kebebasan, kenikmatan eksternal, kemanusiaan dan sikap serta jiwa muda).

Sub Budaya

Setiap budaya mempunyai kelompok-kelompok sub budaya yang lebih kecil yang merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk perilaku anggotanya.
Pada umumnya konsumen sering meminta pendapat dari orang sekitas dan lingkungannya tentang produk apa yang harus dibeli. Karena itulah lingkungan sosial memberikan pengaruh terhadap prilaku konsumen. Faktor Sosial terdiri dari 3 bagian, yaitu : kelompok acuan, keluarga, dan peran. Kelompok acuan adalah semua kelompok yang memilki pengaruh langsung terhadap sikap / prilaku seseorang. Dengan pendapat yang diperoleh dari suatu kelompok maka konsumen dapat membuat keputusan konsumsi. Keluarga sebagai organisasi pembelian konsumen yang paling penting juga berpengaruh secara langsung terhadap keputusan seseorang dalam membeli barang sehari-hari. Sedangkan peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan seseorang. Suatu produk atau merk dapat menggambarkan peran dan status pamakainya.
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta peranan dan status sosial konsumen. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung. Definisi kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama.

Kelas Sosial
Sebenarnya, semua masyarakat manusia menampilkan lapisan-lapisan sosial. Lapisan-lapisan sosial ini kadang-kadang berupa sebuah sistem kasta dimana para anggota kasta yang berbeda memikul peranan tertentu dan mereka tak dapat mengubah keanggotaan kastanya. Malah lebih sering  lapisan sosial itu berbentuk kelas sosial. Kelas sosial adalah sebentuk kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang dan para anggota dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat dan tingkah laku sama.

Faktor-Faktor Sosial
Perilaku seorang konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok referensi keluarga, status, dan peranan sosial.

Kelompok Referensi
Perilaku seseorang amat dipengaruhi oleh berbagai kelompok-kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.

Keluarga
Keluarga dapat pempengaruhi perilaku Konsumen . Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan pembelian keluarga, tergantung pada produk, iklan dan situasi.
Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.
Para anggota keluarga dapat mempengaruhi dengan kuat terhadap perilaku membeli. Kita dapat membedakan dua maaca keluarga dalam kehidupan pembeli. Pertama, keluarga sebagai sumber orientasi yang terdiri dari orangtua. Kedua, keluarga sebagai sumber keturunan, disani adanya hubungan yang saling mempengaruhi (suami-istri dan anak).

Peranan dan Status
Sepanjang kehidupan, seseorang terlibat dalam beberapa kelompok, yaitu : keluarga, klub dan organisasi. Kedudukan seseorang dalam  setiap kelompok dapat diartikan sebagai Peranan dan Status.

Faktor Pribadi
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahapan daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang- orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya.
Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.
Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk. Situasi ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang mudah dijadikan uang)

Faktor Psikologis
Pilihan seseorang membeli juga dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama, yaitu : motivasi, persepsi belajar, kepercayaan dan sikap.

Motivasi
Motivasi adalah dorongan. Asumsi bahwa keadaan terdorong/munculnya dorongan pada organisme dipicu oleh mekanisme – mekanisme hemeostatik dalam tubuhnya. Dan sebagaimana yang akan kita lihat, dorongan memiliki kaitan yang erat dengan kebutuhan – kebutuhan organisme. Jika organisme mengalami keadaan kekurangan fisiologis/mengalami kebutuhan – kebutuhan, dorongan – dorongan untuk mengembalikan keadaan fisiologis itu akan aktif pada organisme tersebut (Woodworh dan Schlosberg, 1954). Sungguhpun demikian, dalam keadaan tertentu dorongan bisa aktif terlepas dari kebutuhan.
Motivasi merupakan kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima.
Seperti yang diterangkan oleh teori Robert Maslow: Dimulai dengan kebutuhan-kebutuhan fisiologis (lapar, haus), disusul kebutuhan-kebutuhan keselamatan (perasaan aman, perlindungan), kemudian kebutuhan-kebutuhan sosial (perasaan menjadi anggota lingkungan dan dicintai), selanjutnya kebutuhan-kebutuhan untuk dihargai (harga diri, pengakuan, status) dan mengkerucut ke kebutuhan-kebutuhan pernyataan diri (pengembangan dan perwujudan diri).

Persepsi
Fenomena yang ditangkap oleh panca indera dan dimaknai oleh pikiran.

Belajar
Proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Sewaktu orang berbuat, mereka belajar. Belajar menggambarkan perubahan  dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman.

Kepercayaan dan Sikap
Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan sikap. Kepercayaan adalah gagasan deskriptif yang dianut oleh seseorang tentang sesuatu. Sebuah sikap,  menggambarkan penilaian kognitif yang baik maupun tidak baik, perasaan-perasaan emosional dan kecenderungan berbuat yang bertahan selama waktu tertentu terhadap beberapa obyek atau gagasan.

SOURCE :
http://id.wikipedia..org/wiki/informasi#cite_ref-0 . American Heritage Dictionary: Information .
Saepudin, Encang. Perilaku  Pencarian Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi(Bagian 1). www.google.com .
Apr 3, 2010 | Jobs Categories: Faktor Utama yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen. www.google.com .
http://ferrynatanyahoocoid.wordpress.com/2011/12/29/tugas-softskill-ke-3-pengaruh-individu/

PERBEDAAN KELAS SOSIAL ATAS, MENENGAH DAN BAWAH


Kelas dan status social seseorang dapat mepengaruhi pembentukan kepribadian, gaya hidup, dan pola perilaku seseorang. Hal ini juga berpengaruh kepada pembelian barang/jasa yang dilakukan oleh seorang konsumen berdasarkan status sosialnya. 

Gaya hidup masing-masing orang akan berbeda berdasarkan kelas dan status sosialnya. Seorang yang memiliki status social yang tinggi cenderung melakukan pembelian barang/jasa yang tinggi pula. Misalnya saja, untuk seorang sosialita, membeli tas seharga ratusan juta merupakan sesuatu yang wajib dan harus dimiliki. Hal ini semata-mata karena ia hanya menginginkan barang tersebut sebagai kepuasan akan memiliki barang tersebut yang akan menaikkan/mempertahankan status sosialnya, bukan untuk sebuah kebutuhan yang harus ia penuhi. Padahal, untuk kalangan menengah atau kalangan bawah, harga ratusan juta hanya untuk sebuah tas merupakan hal yang tidak masuk akal, dan juga sebagai suatu pemborosan uang.

Berbeda halnya dengan seorang yang memiliki kelas dan status social yang tinggi, seseorang yang status nya menengah mungkin pernah berpikiran untuk memiliki barang-barang mewah. Mereka dapat memiliki barang-barang tersebut sesekali, jika mereka memiliki pendapatan lebih dan tidak setiap kali seperti yang dilakukan kalangan atas. Sedangkan untuk kalangan kelas bawah, cenderung melakukan pembelian dengan harga yang terbatas. Karena pendapatan minim yang mereka miliki, mereka rata-rata membeli barang kebutuhan dengan harga yang murah. Tidak memperhatikan model ataupun merk dari barang tersebut, yang penting mereka memiliki barang tersebut untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Selain dari segi pendapatan, perbedaan juga dapat ditemui di ketiga kalangan tersebut berdasarkan perilaku masing-masing kelas. Kelas atas rata-rata memiliki sikap angkuh dan membatasi diri dalam pergaulan, biasanya mereka hanya akan bergaul dengan seseorang yang memiliki kelas yang sama dengan mereka. Hal ini karena mereka merasa memiliki uang yang bisa mengendalikan segalanya. Sedangakan kalangan menengah dan bawah, memandang bahwa kalangan kelas atas melakukan pemborosan terhadap uang, dan tidak menghargai uang bagi mereka yang membtuhkannya.

PENGARUH KELAS SOSIAL DAN STATUS


KELAS SOSIAL
Kelas social adalah penjumlahan kelas-kelas dalam masyarakat artinya semua orang dan keluarga yang sadar akan kedudukan mereka itu diketahui dan diakui oleh masyarakat umum.
Menurut Gilbert dan Kahl ada 3 Variabel yang mempengaruhi kelas social yaitu:
1.    Variabel ekonomi. Pekerjaan, pendapatan dan kekayaan mempunyai kepentingan kritis karena apa yang orang kerjakan untuk nafkah tidak hanya menentukan berapa banyak yang harus pengeluaran rutin yang harus dikeluarkan, tetapi juga sangat penting dalam menentukan kehormatan yang diberikan kepada anggota keluarga.
2.    Variabel Interaksi. Prestise pribadi, asosiasi, dan sosialisasi ialah inti dari kelas social.
a.    Prestise adalah sentiment di dalam pikiran orang yang mungkin tidak selalu mengetahui bahwa hal itu ada disana.
b.    Asosiasi adalah Variabel yang berkenaan dengan hubungan sehari-hari yang mereka kerjakan dengan cara yang sama dan dengan siapa mereka merasa senang.
c.    Sosialisasi adalah proses dimana individu belajar keterampilan, sikap, dan kebiasaan untuk berpartisipasi di dalam kehidupan komunitas bersangkutan.
3.    Variabel Politik. Kekuasaan, kesadaran kelas, dan mobilitas penting untuk mengerti aspek politik dan sistem stratifikasi.
a.    Kekuasaan adalah potensi individu atau kelompok untuk menjalankan kehendak mereka atas orang lain
b.    Kesadaran kelas mengacu pada tingkat dimana orang di dalam suatu kelas social sadar akan diri mereka sebagai suatu kelompok tersendiri dengan kepentingan politik.
c.    Mobilitas adalah konsep kembar yang berhubungan dengan stabilitas atau instabilitas system stratifikasi.

STATUS SOSIAL
Kelas sosial timbul karena adanya perbedaan dalam penghormatan dan status sosialnya. Misalnya, seorang anggota masyarakat dipandang terhormat karena memiliki status sosial yang tinggi, dan seorang anggota masyarakat dipandang rendah karena memiliki status sosial yang rendah.
Contoh :
Pada masyarakat Bali, masyarakatnya dibagi dalam empat kasta, yakni Brahmana, Satria, Waisya dan Sudra. Ketiga kasta pertama disebut Triwangsa. Kasta keempat disebut Jaba. Sebagai tanda pengenalannya dapat kita temukan dari gelar seseorang. Gelar Ida Bagus dipakai oleh kasta Brahmana, gelar cokorda, Dewa, Ngakan dipakai oleh kasta Satria. Gelar Bagus, I Gusti dan Gusti dipakai oleh kasta Waisya, sedangkan gelar Pande, Khon, Pasek dipakai oleh kasta Sudra.
Status social dapat dibedakan menjadi dua macam menurut proses perkembangannya:
1.    Status yang diperoleh atas dasar keturunan . Pada umumnya status ini banyak dijumpai pada masyarakat yang menganut stratifikasi tertutup.
2.    Status yang diperoleh atas dasar usaha yang disengaja, status ini dalam perolehannya individu dan anggota masyarakat berhak dan bebas menentukan kehendaknya sendiri dalam memilih status tertentu sesuai dengan kemampuannya sendiri.

PENGARUH KELAS DAN STATUS SOSIAL TERHADAP PEMEBLIAN DAN KONSUMSI
Aspek hierarkis kelas sosial penting bagi para pemasar. Para konsumen membeli berbagai produk tertentu karena produk-produk ini disukai oleh anggota kelas sosial mereka sendiri maupun kelas yang lebih tinggi, dan para konsumen mungkin menghindari berbagai produk lain karena mereka merasa produk-produk tersebut adalah produk-produk “kelas yang lebih rendah”.
Pendekatan yang sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai kategori yang luas berikut ini: ukuran subjektif, ukuran reputasi, dan ukuran objektif dari kelas sosial.
Peneliti konsumen telah menemukan bukti bahwa di setiap kelas sosial, ada faktor-faktor gaya hidup tertentu (kepercayaan, sikap, kegiatan, dan perilaku bersama) yang cenderung membedakan anggota setiap kelas dari anggota kelas sosial lainnya.
Para individu dapat berpindah ke atas maupun ke bawah dalam kedudukan kelas sosial dari kedudukan kelas yang disandang oleh orang tua mereka. Yang paling umum dipikirkan oleh orang-orang adalah gerakan naik karena tersedianya pendidikan bebas dan berbagai peluang untuk mengembangkan dan memajukan diri.
Dengan mengenal bahwa para individu sering menginginkan gaya hidup dan barang-barang yang dinikmati para anggota kelas sosial yang lebih tinggi maka para pemasar sering memasukkan simbol-simbol keanggotaan kelas yang lebih tinggi, baik sebagai produk maupun sebagai hiasan dalam iklan yang ditargetkan pada audiens kelas sosial yang lebih rendah.
Kelas sosial merupakan bentuk segmentasi yang hierarkis dan alamiah, dikarenakan aspek hierarkis kelas sosial begitu penting bagi pemasar dan produsen untuk menentukan konsumen mana yang akan dituju dari produk yang telah diciptakan, apa untuk status yang lebih tinggi atau status yang lebih rendah. Memang disini begitu terlihat begitu ada ketidakadilan dan jarak terhadap konsumen, namun itu semua merupakan segmentasi yang alamiah karena semua sudah terjadi dan tercipta dengan sendirinya. 
Adapun yang merupakan ukuran kelas sosial dari konsumen yang dapat diterima secara luas dan mungkin merupakan ukuran kelas sosial terbaik terlihat dari pekerjaan, pendidikan dan penghasilan Mesir Kuno.
Gaya hidup dari lapisan atas akan berbeda dengan gaya hidup lapisan menengah dan bawah. Demikian juga halnya dengan perilaku masing-masing anggotanya dapat dibedakan sehingga kita mengetahui dari kalangan kelas social mana seseorang berasal.
Eklusivitas yang ada sering membatasi pergaulan diantara kelas social tertentu, mereka enggan bergaul dengan kelas social dibawahnya atau membatasi diri hanya bergaul dengan kelas yang sama dengan kelas mereka.
Pola perilaku kelas social atas dianggap lebih berbudaya dibandingkan dengan kelas social di bawahnya. Sebaliknya kelas social bawah akan memandang mereka sebagai orang boros dan konsumtif dan menganggap apa yang mereka lakukan kurang manusiawi dan tidak memiliki kesadaran dan solidaritas terhadap mereka yang menderita. Pemujaan terhadap kelas sosialnya masing-masing adalah wujud dari etnosentrisme.



Minggu, 02 Desember 2012

Budaya Belanja Masyarakat Indonesia

      Indonesia adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan sumber daya alamnya. Berbagai macam kebudayaan dari berbagai macam daerah ada di Indonesia. Begitu banyak suku dan kebudayaan yang dapat dikembangkan di Indonesia. Begitu pula dengan sumber daya alamnya. Indonesia memiliki berbagai macam sumber daya alam yang sebenarnya dapat dimanfaatkan sebagai sumber pendapatan terbesar negara. Contohnya, banyak pulau-pulau mengelilingi negara Indonesia. Selain dapat dimanfaatkan sebagai tempat wisata bagi turis mancanegara, hasil laut pun juga dapat dimanfaatkan. Berbagai macam ikan dan binatang laut terdapat banyak di laut Indonesia. Selain itu, Indonesia juga kaya akan rempah-rempah dan pertambangannya. Akan tetapi, mengapa Indonesia masih menjadi negara yang miskin padahal sumber daya alamnya sangatlah kaya?
     Semua kembali kepada pemikiran masing-masing masyarakat Indonesia. Mental masyarakat Indonesia yang kurang baik menyebabkan negara ini menjadi miskin. Kebanyakan dari bangsa Indonesia hanya "mau enaknya saja" dalam mendapatkan pendapatan tanpa mau berusaha keras. Banyak aset negara (contoh sengketa pulau, pertambangan batubara di Irian,dll) yang seharusnya dimanfaatkan dan diolah untuk menghasilkan devisa jangka panjang bagi negara, malah dijual ke negara lain hanya untuk mendapatkan keuntungan yang besar, tetapi hanya bersifat sementara. Akibatnya, aset negara semakin menipis dan negara semakin miskin, sementara negara lain yang membeli aset negara Indonesia semakin kaya menimbun harta mereka di negara Indonesia.
    Selain itu, kebudayaan lokal Indonesia juga tidak dimanfaatkan. Padahal, banyak tarian adat Indonesia yang indah dari setiap provinsi yang bisa dikembangkan. Jika kebudayaan Indonesia ini bisa dikembangkan sampai ke skala Internasional, akan menjadi sumber pendapatan kedua terbesar bagi Indonesia. Sayangnya, banyak dari kebudayaan ini yang di anggap sepele oleh masyarakat Indonesia sendiri, sehingga budaya ini tidak berkembang. Kebanyakan masyarakat Indonesia berpikir bahwa tarian adat merupakan sesuatu yang tidak harus dibanggakan, malah kebudayaan luar lah yang dapat menaikkan gengsi masyarakat. Faktor kebudayaan luar yang di anggap lebih bagus dan keren menjadi faktor utama mengapa masyarakat Indonesia tidak dapat menghargai kebudayaan bangsa nya sendiri. Hal ini menyebabkan beberapa kebudayaan asli Indonesia yang sekarang "di cap" kebudayaan negara lain, contohnya Reog Ponorogo, Batik, dan Keris yang sekarang diklaim sebagai kebudayaan dari Malaysia.
      Mentalitas bangsa yang kurang menghargai bangsa nya sendiri dan faktor kebudayaan dari luar ini yang menyebabkan adanya pengaruh terhadap pembelian dalam mengkonsumsi suatu barang. Beberapa orang menganggap mengkonsumsi barang-barang dari luar negeri dapat meningkatkan status sosial mereka. Menggunakan barang-barang ber merek dari luar negeri sudah hal yang lazim bagi masyarakat Indonesia. Banyak yang rela mengeluarkan uang lebih banyak untuk mendapatkan barang tersebut. Faktor kualitas juga menjadi pertimbangan masyarakat Indonesia untuk mengkonsumsi produk luar negeri dibandingkan dengan produk dalam negeri. Mentalitas bangsa yang seperti ini sudah terbentuk dan terekat sangat kuat di benak masyarakat Indonesia sehingga agak sedikit sulit untuk melakukan perubahan dalam mengkonsumsi produk dalam negeri. Padahal, jika kita mengolah dengan sebaik-baiknya sumber daya yang kita miliki dan memanfaatkan tenaga kerja masyarakat Indonesia, produk-produk dalam negeri yang dihasilkan mungkin akan sama dan setara kualitasnya dengan produk luar negeri.